Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
Regional II Semarang
Info SKB
Info PKBM
Info Kursus
Login Admin
AREA ANGGOTA
Username :
Password :
   

  BULLETIN HARMONI
Siswanto Insinyur Pertanian Sukses Jadi�DUKUN�Ikan

Siswanto adalah salah seorang warga belajar binaan BPKB Jawa Tengah yang saat ini mengelola pemijahan ikan. Spesialisasinya adalah pemijahan ikan lele dan koi. Bidang yang digelutinya saat ini tidak berhubungan secara langsung dengan ilmu yang dipelajarinya yaitu bidang pertanian.

Saat ini ia mengelola 20 unit kolam pemijahan dengan kapasitas produksi perbulan lebih kurang 60.000 ekor ikan jenis lele dan koi. Disamping memijahkan ikan ia juga berprofesi sebagai �dukun� ikan. Lulusan Fakultas Pertanian UGM ini sekarang menjalani praktek panggilan untuk mengobati ikan yang terserang penyakit, seperti jamur, cacar, stress dan luka-luka.

Menanggapi trend yang sedang booming saat ini, ia juga sudah berhasil memijahkan ikan lou-han. Berbagai jenis ikan lou-han sudah berhasil ia ciptakan. Menurutnya ikan lou-han merupakan hasil silangan dari berbagai jenis ciklid. Jenis induk yang ia silangkan saat ini masih dirahasiakan dengan maksud untuk memperoleh jenis lou-han unggul yang mempunyai daya tarik tiggi.   [sam]


TEROPONG PKBM

SEKILAS TENTANG PKBM RIYADLUL IMAM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebagai salah satu wadah untuk menampung berbagai kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat.

PKBM RIYADLUL IMAM berdiri pada bulan September  tahun 2000 yang berlokasi di Dusun Wono Kasihan, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. PKBM ini telah dan sedang melaksanakan kegiatan dengan biaya dari Proyek PLS Kanwil Dinas Pendidikan Nasional Jawa Tengah maupun secara swadaya.

Dalam kegiatannya PKBM Riyadlul Imam menangani  program antara lain; Kejar Paket A KF, Kejar Paket B, Kelompok Belajar Usaha (KBU), magang dan TPA. Disamping juga ada unit  usaha-unit usaha antara lain ; usaha kaligrafi, pigura, kopi bubuk Robusta, krupuk rambak, pembibitan, tempe kedelai dan usaha konfeksi.

PBKM ini telah mengadakan kerja sama dan dukungan dari berbagai instansi dan organisasi antara lain; Kantor Kecamatan, Deperindagkop, Pemerintah Desa, Perkebunan dan Pertanian, dan KORAMIL. Sedangkan dukungan dari organisasi antara lain dari PKK.   [Sigit]


Info Unit Usaha BPKB Jateng

  • Produksi bibit lele dumbo 50.000 ekor per bulan ukuran 4-6 : Rp 75/ekor
  • Produksi Lou Han per bulan 1200 ekor ukuran 5 cm ; Rp 10.000/ekor
  • Produksi Koi perbulan 10.000 , ukuran 5 cm : Rp 500 / ekor
  • Produksi telor Ayam arab  1.500 butir/bulan dan  pembibitan 1000 DOC/ bulan dengan harga : usia < 3 hari = Rp 2.500,  1 minggu = Rp 5000,  1 bulan = 10.000, 2 bulan  Rp 20,000,  4 bulan Rp 35.000 , siap telur ( 5 bulan ) Rp 42,500,-
  • Produksi APE per bulan 750 biji, satu set APE isi 40 jenis seharga Rp 650.000,-
  • Pesanan main Kelompok music campur sari dan dangdut per bulan antara 10-15 kali, terakhir tanggal 5 april di depan pendopo Bupati Semarang dalam rangka ulang tahun penggemar Vespa
BULETIN BPKB JAWA TENGAH

CITRA LAYANAN PRIMA BAGI BPKB JAWA TENGAH

Penerimaan anugerah tersebut bukan suatu yang datang tiba-tiba tetapi melalui proses panjang dan berliku serta membutuhkan pemikiran, tenaga dan pengorbanan ekstra.

�Bagi kami 'Anugerah Citra Layanan Prima' merupakan prestasi sekaligus tanggung jawab moral bagi lembaga dalam mewujudkan tugas dan fungsional yang bermuara pada pelayanan kepada masyarakat � . kata Bapak Drs. Wartanto.MM.

Menurut pria jangkung yang lahir pada bulan oktober 1963 ini, ada 3 rahasia dasar untuk mempersiapkan lembaganya  yakni 1) satu visi banyak aksi, 2) Kepuasan pengguna, 3) pengelolaan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPKB

�Menurut kami satu visi banyak aksi adalah merupakan penjabaran yang mendalam dari tugas pokok BPKB sebagai lembaga pengem-bangan, kami mengembangkan menjadi beberapa kegiatan yakni sebagai ; Model development, staff development, learning material development, Information centre, technical assistance, dan itulah keunggulan BPKB dalam upaya mewujudkan diri..�  tambah pria yang rajin masuk kerja mulai jam 06.30 hingga larut malam.

BPKB Jateng telah membentuk Lab site program PLSP baik di Kampus BPKB maupun di masyarakat hingga 14 jenis yakni : Program Padu 4 jenis, Produksi APE, Pemberdayaan ekonomi pedesaan 3 lab, pengembangan AVA, Sarbel cetak, Klp Music, Kursus komputer, Menjahit, Fitness.

Fungsi Lab site yang dibentuk oleh BPKB Jateng adalah a) sebagai tempat ujicoba model, b) sebagai tempat diklat ketenagaan, c) sebagai tempat kajian, penelitian bersama mitra (LSM dan Perguruan tinggi), d) sebagai tempat pelayanan kepada masyarakat,  e) sebagai tempat studi banding dan percontohan  dan yang terakhir f) sebagai unit usaha produktif, seperti produksi APE, Kelp music, pembibitan ikan dan ayam yang dapat memberi income tambahan untuk melakukan subsidi silang.

�Sampai saat ini lab yang dibentuk sejak th 1999 dan ada yang dimulai th 2002 tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembi-rakan diantaranya pengembangan dan produksi APE mampu menjual APE hingga 700 set per bulan, pembibitan ikan lele melayani pesanan hingga 50.000 bibit per bulan, kelompok bermain mampu merekrut anak usia 3-4 tahun mencapai 160 anak pada th 2002 dan group music kita sudah mampu menerima �tanggapan� hingga 10-15 kali sebulan, produksi VCD mampu memproduksi lebih dari 12 judul dan terjual hingga 900 keping,.. apakah bukan merupakan suatu prestasi lebih dari sekedar tugas pengembangan�? � kata suami Dra. Budi Sri Hastuti yang juga seorang Pamong Belajar BPKB Jawa Tengah dan saat ini sedang mengikuti kuliah S 2 di UNY.

�Aspek lain dari rahasia penerimaan citra layanan prima adalah bagaimana kita bisa mengelola aset yang sudah tua ini sehingga tetap asri, indah, dan bermanfaat, fasilitas gedung yang dibangun th 1981 dan hingga saat ini belum memperoleh sentuhan rehab berat, juga peralatan yang ada sudah out of date tetapi masih mampu dimanfaatkan secara optimal,� tambah Bapak yang memiliki gaya humor yang khas tetapi tegas dalam mengambil keputusan.

Sangat menyenangkan di BPKB Jateng yang sarat akan kegiatan dan hampir semua pamong belajarnya memiliki idealisme yang tinggi, dan memiliki komitmen untuk maju serta memiliki loyalitas kerja yang sangat tinggi pula. �Mengenai tenaga, saya sangat bersyukur memperoleh tenaga yang masih muda, profesional dan tidak banyak tuntutan fasilitas. Saat ini sudah ada 5 yang lulus S2 , yang sedang kuliah S2 ada 6 orang dan akan ditambah lagi 5 orang ke S 2 dan 3 orang S3, sehingga kedepan kami lebih kuat dan mantap untuk menerima beban tugas dimasa mendatang��

Ada kiat khusus di BPKB yang mengadung makna sangat mendalam dan mendidik yakni �Jenang opo Jeneng� maksudnya apabila mengejar jenang (harta) maka jeneng (nama) akan jatuh, tetapi apabila mengejar Jeneng (nama) maka jenang (harta) akan mengikuti. Itulah yang ditanamkan oleh Drs. Wartanto MM, selaku kepala BPKB Jateng kepada para tenaga potensial di BPKB Jateng.

Opini PKBM Sebagai Home Base Dalam Menjadikan Masyarakat Mandiri

Oleh: Dra. Sri Ujiani Lies Purwati (Pamong Belajar BPKB Jawa Tengah)

Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar, mandiri dan berdaya guna sejalan dengan visi pendidikan luar sekolah bahwa belajar adalah suatu pember-dayaan dan pendidikan sepanjang hidup yang relevansinya dengan pembangunan masyarakat untuk selalu belajar sampai melahirkan produk yang dapat dimanfaatkan. Sehubungan dengan hal tersebut konsep pendidikan seumur hidup oleh Coombs (1973) menyatakan bahwa hidup itu adalah belajar, sedangkan Mannheim (de Jong 1984) menyata-kan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan penemuan paling menen-tukan dalam abad ini, bahkan lebih hebat dari pendidikan persekolahan, belum dihargai sebagaimana seharusnya.

Sebagai akibat pola pendi-dikan kita yang selama ini dilakukan secara birokratis, sentralistis dan uniformatis yang dampaknya sangat merugikan terhadap pengem-bangan SDM yang unggul yang dapat membangun diri dan lingkungan. Pengelolaan pendidikan yang ter-pusat dengan kebijakan secara makro dan dengan pembakuan seca-ra nasional mengakibatkan pelaksa-naan pendidikan sangat terbakukan dan tidak memiliki volatilitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga pada skala mikro pendidikan kurang peka. Oleh karenanya perlu adanya gagasan pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada pola manajemen pendidikan yang berbasis masyarakat.

Perlu dikembangkan kebijakan yang mendukung kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang dilaksanakan dengan filosofi dari, oleh dan sebesar-besarnya untuk masyarakat. PKBM dalam perannya diharapkan dapat merupakan wadah atau sentra seluruh potensi dan selanjutnya akan dikelola oleh dan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Pengelolaan PKBM hendaknya menempatkan masyarakat sebagai basis dan kekuatan sentral sehinga penyelenggaraan pendidikan luar sekolah selalu bermuara pada kepentingan asyarakat dan pember-dayaan masyarakat itu sendiri. Selanjutnya dalam perkembangannya PKBM diharapkan juga merupakan upaya privatisasi pengelolaanprogram pendidikan luar sekolah yang berlandaskan pada partisipasi dan tanggungjawab masyarakat, sehingga masyarakat merasakan bahwa pendidikan adalah untuk dirinya dan bukan kepentingan pemerintah atau golongan lain.

Upaya pemberdayaan masyara-kat pada saat ini menjadi sangat strategis, karena PKBM akan selalu memberikan layanan pembelajaran yang dapat membangun masyarakat, sehinga mampu melakukan sesuatu, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan lain lain. Arah pendidik-an  pemberdayaan adalah mewujud-kan pada kemandirian mayarakat. Masyarakat yang mandiri adalah ma-syarakat yang tidak tergantung bantuan yang lain untuk kelang-sungan hidupnya. Kemandirian dalam arti luas bkan hanya bersumbar dari kemampuan untuk menjamin kelang-sungan hidup tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri.

Dengan demikian kemandirian adalah faktor penting dalam mendorong terwujudnya ketahanan masyarakat. Menurut Ginanjar Kartasasmita (1995) kemandirian dicerminkan antara lain:
  1. Memiliki SDM, yaitu tenaga profesional yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunan.
  2. Makin kecilnya ketergantungan pada sumber pembiayaan dan modal investasi seiring dengan sumber pembiayaan masyarakat yang semakin kukuh.
  3. Memiliki kemampuan untuk memenuhi kebuthuan pokok secara cukup dan memadai.
  4. Memiliki daya tahan ekonomi terhadap gejala ekonomi global.
  5. Memiliki jiwa dan kemampuan kompetitif serta mampu meme-nangkan dalam percaturan global.
Dari hal tersebut di atas, kelima persyaratan sangat penting dijadikan acuan untuk memba-ngun kemandirian masyarakat melalui sektor pendidikan. Dalam konteks ini PKBM dapat diharapkan sebagai �Home base� yang dibangun dari, oleh dan untuk masyarakat dalam memperjuangkan haknya, kebebasan serta kemampuan untuk menentukan nasib sendiri dan masa depannya secara demokratis, karena yang paling penting dari masyarakat mandiri adalah demokratisasi dari bidang kehidupan, termasuk pendidikan.

KIAT

Empat Kunci Sukses SKB / BPKB di Era Otoda
(dari kancah analisis eksistensi SKB se Jateng di Era Otoda)

Siapa yang salah apabila SKB / BPKB dilikuidasi, tidak jelas nasibnya atau dipangkas anggarannya �? Apakah pemuda atau wakil rakyat yang kurang tanggap atau unit utama yang belum mempersiapkan UPT, atau SKB dan BPKB sendiri yang kurang siap menjadi Unit Pelaksana Teknis Diklusepa di era otoda�?  Satu jawaban kita �Jangan menyalahkan pihak lain� tetapi marilah kita koreksi ke dalam institusi kita dan berlatih menjawab beberapa pertanyaan strategis untuk dapat eksis diera otonomi daerah Kabupaten / Kota.

Pertanyaan tersebut adalah :
a) apakah para wakil rakyat dan aparat pemda memahami hakekat SKB dan BPKB sebagai UPT bidang garapan PLSP sesuai dengan UU No 2 tahun 1989�?, b) apakah masyarakat merasa bahwa dengan adanya SKB dan BPKB membantu memecahkan masalahnya�? Dan c) apakah semua pihak yakin kalau di SKB dan BPKB ada program PLSP yang dapat melayani masyarakat sekitar�? Dari analisa BPKB Jateng yang membina 29 SKB di Jateng, sampai dengan akhir pebruari 2003 belum ada satupun SKB yang dilikuidasi, dipangkas anggarannya atau tidak menentu nasibnya.

Ada 4 kunci utama agar SKB dan atau BPKB dapat eksis di era otonomi yakni :

1. PROMOSI

Promosi dan atau sosialisasi merupakan langkah yang paling penting dan utama kita lakukan mengapa�?

a. Banyak para wakil rakyat kita maupun pejabat eksekutif di jajaran pemerintah daerah yang lemah pemahamannya tentang Pendidikan Luar Sekolah

b. Adanya kerancuan pemahaman yang perlu diluruskan al :
- Pendidikan yang diidentikan dengan sekolah
- Tugas SKB yang sama dengan seksi dan atau penilik dikmas
- Tugas SKB yang sama dengan BLK

c. PLS dianggap menghabiskan dana dan hasilnya tidak nampak dan tidak perlu ada

Apa bahan kita :

a. UU no 2 tahun 1989, PP 73 th 1991, Kebijakan Dirjen PLSP.

b. Hakekat PLS, sasarannya, manfaatnya dan program-programnya.

c. Data sasaran PLS di tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional diantaranya data Buta huruf, Drop out SD, SLTP, SMU, angka kemiskinan, angka pengangguran, data anak usia 0-6 tahun yang belum tertangani program pendidikan pra sekolah dsb

d. Hakekat UPT PLS (bandingkan UPT di persekolahan dan Luar Sekolah)

Bagaimana Strateginya :

a. Gunakan event-event dimana saja, kapan saja dengan siapa saja ada kesempatan untuk berbicara, khususnya apabila ada wakil rakyat dan pejabat eksekutif

b. Apabila mungkin datangkan warga belajar yang telah merasakan dibina SKB

c. Apabila memungkinkan coba lakukan safari untuk mengunjungi kelompok binaan SKB/BPKB

d. Gunakan event-event tertentu untuk pameran karya SKB/BPKB

Apabila berbagai cara belum mempan dapat meminta bantuan pihak luar dari Subdin di tingkat Propinsi, BPKB di wilayahnya atau dari Ditjen PLSP melalui forum diskusi, seminar atau simposium dsb

2. PENDEKATAN

Tidak dipungkiri bahwa perubahan dari UPT pusat / pegawai pusat menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah / pegawai daerah perlu ada pendekatan secara pribadi dengan pihak pemerintah, tata kerja / mekanisme, prosedur kerja dan norma-norma yang sudah belaku di pemerintahan daerah. Siapa yang harus beradaptasi, mestinya SKB / BPKB sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah. Terkadang hanya karena unsur kedekatan saja menjadi lebih beruntung dan semua urusan menjadi lebih lancar.

a. Rajin melakukan konsultasi kepada pihak yang terkait (dinas, dewan dan atau jajaran pemda)

b. Rajin mengikuti acara di dinas-dinas atau pemda

c. Menjalin kerjasama dengan pihak lain

d. Menjalin hubungan personal diantaranya karena hobby bersama misalnya karena sering bermain tenis lapangan bersama, atau karena sering bertemu di forum pengajian, dsb

3. PENAMPILAN

Ciri lembaga merupakan tolok ukur keberhasilan kerja. Kalau di rumah sakit jelas ada pasien, dokter dan peralatan medis ada aktifitas perawatan medis, kalau di Balai Pembibit-an Ikan (BPI) jelas ada kolam ujicoba, tenaga ahli perikanan dan berbagai bibit ikan, ada aktifitas pemijahan ikan. Kalau di sekolahan jelas ada guru, buku pelajaran dan murid sedang ada aktifitas belajar. Bagaimana kalau di RS, BPI, sekolahan tidak ada aktifitasnya, jawabnya pasti �begitu kok dikatakan rumah sakit, BPI atau sekolahan�, kenyataannya sepi tak ada aktifitas apapun, lebih baik ditutup saja. Bagaimana kalau di SKB dan BPKB juga begitu keadaannya? Tak ada aktifitas, tak ada pamong yang memadai, tak ada program apapun bahkan tak ada produk apapun�? Pantaskah dikatakan SKB atau BPKB�? Bagaimana tanggapan pihak wakil rakyat dan Pemda�?

Bagaimana strateginya ?

a. Utamakan pelayanan program-program PLSP di SKB sendiri agar ramai dengan kegiatan PLSP, baru membuat program di masyarakat. Banyak orang yang kurang percaya bahwa program kita di masyarakat banyak tetapi di kampus sendiri tidak ada

b. Ramaikan BPKB dengan membuat Lab-lab PLSP dengan aktifitas pembelajaran baik program PLSP, sarana belajar dan pengembangan ketenagaan

c. Buatkan dan sajikan data maupun informasi PLSP di setiap ruangan SKB dan BPKB

d. Tampilkan dan buatkan pajangan khusus yang berisi hasil-hasil karya SKB dan BPKB

e. Tingkatkan kemampuan tenaga di BPKB atau SKB dalam menguasai berbagai hal yang terkait dengan pembe-lajaran dan pemberdayaan masyarakat

f. Rawatlah kampus anda seindah dan senyaman mung-kin dengan kemampuan yang ada dan optimalkan fasilitas yang ada untuk mendukung program

4. MANFAAT

Tolok ukur manfaat ditinjau dari 2 sudut pandang yakni bermanfaat bagi pemerintah dan bermanfaat bagi masyarakat. Program-program yang diselenggarakan memiliki 2 sisi manfaat. Sudut pandang manfaat pemerintah adalah memajukan kepentingan rakyat, mendukung pelaksanaan otonomi, menciptakan kondisi umum yang lebih baik dan atau meningkatkan PAD. Sudut pandang manfaat bagi masyarakat adalah ada nilai tambah dalam kehi-dupannya, meningkatkan kemampuannya, sikapnya atau keterampilan dan pendapatan.

Bagaimana strateginya?

a. Membuat program kerja yang selaras dengan kebijakan pemerintah daerah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan acuan kebijakan pemerintah pusat (Ditjen PLSP)

b. Melaksanakan program PLS secara sungguh-sungguh dan memiliki nilai lebih dibanding yang diselenggarakan pihak lain

c. Setiap program yang diselenggara-kan memiliki tindak lanjut yang jelas

Hasil kajian lapangan ini benar-benar senjata yang sangat jitu untuk menuju eksistensi SKB dan BPKB, dan telah dipraktekkan BPKB Jateng yang menerima Citra Layanan Prima Nasional dari upayanya melaksanakan P3M (Promosi, Pendekatan, Penampilan dan Manfaat) dan dilaksanakan oleh SKB se Jateng dalam upayanya menjadi Unit Pelaksana Teknis Diklusepa.

Selamat berkarya untuk negeri kita tercinta, masih banyak yang menanti karya kita.

Oleh: Drs. Wartanto, MM
Ketua Tim Pengkaji Eksistensi SKB se Jateng
     
     

BONEKA

MEDIA YANG EFEKTIF UNTUK MEMBANTU KEMAMPUAN PENGAMATAN DAN PEMAHAMAN ANAK

Oleh Drs. Suhariyuwanto, Pamong Belajar BPKB Jawa Tengah

Pada masa balita, anak biasanya mulai mengembangkan aktifitas yang me-nunjang kemampuan pemahaman dan pangamat-an terhadap lingkungan di sekitarnya. Agar kemampuan itu dapat berkembang secara optimal, kita sebagai orang tua dapat memberikan sesuatu yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktifitas itu. Salah satu dari �sesuatu� sebagai perangsang itu adalah mainan berupa boneka.

Mc Loyd dalam bukunya The Role of Toys in Preschool Children�s Pretend Play menyebutkan bahwa boneka termasuk mainan yang memiliki tingkat kemiripan sangat tinggi dengan realitas, sehingga oleh anak seringkali boneka itu digunakan untuk bermain pura-pura dan meniru-kan hal-hal yang mereka rekam dalam pengamatan dan pengalaman kehidupan sehari-hari. Selain itu, Mc Loyd juga mengatakan bahwa bermain boneka dapat membantu anak untuk mengembangkan bebe-rapa pemahaman dan pengamatan beberapa aspek, yaitu :

1. Aspek berbahasa

Saat anak bermain boneka, anak cenderung mengajak boneka ber-cakap-cakap, berargumentasi atau menjelaskan sesuatu. Melalui boneka memungkinkan anak bereksperimen dengan kata-kata yang sudah dikenal dan sering digunakan serta meng-gunakan kata-kata baru yang - sangat mungkin - belum tentu dipahami arti yang sebenarnya tanpa merasa takut salah, sehingga anak tanpa sadar akan bertambah perben-daharaan kata-kata serta meningkat pula kemampuannya berbahasa.

2. Aspek sosial

Dengan bermain boneka, anak akan mengamati dan mengolah tingkah laku ataupun peran orang-orang yang telah direkamnya sehingga secara tidak langsung boneka dapat menjadi alat bantu yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan bagaimana anak sebaiknya bersikap dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya.

3. Aspek emosi

Melalui boneka anak dapat mema-hami dan menumpahkan seluruh perasaannya, misalnya perasaan marah, takut, sedih, cemas ataupun gembira. Oleh sebab itu, boneka dapat berfungsi sebagai peraga yang tepat untuk mengembangkan emosi anak.

     
     

Tantangan

TLD TENAGA LAPANGAN DIKMAS

MAMPUKAH MENSUKSESKAN PROGRAM DIKMAS?

a. Apa tujuan pengadaan TLD�?

Tujuan pengadaan Tenaga Lapangan Dikmas adalah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Ditjen PLSP saat ini yang muncul pasca pelaksanaan otonomi daerah. Daerah berhak sepenuhnya untuk menentukan kebijakan dalam segala bidang termasuk di dalamnya bidang pendidikan, lebih khusus lagi bidang pendidikan masyarakat. Dengan dihapusnya jabatan eselon V dalam Struktur Organisasi dan Tatalaksana (SOT) yang baru maka untuk jabatan penilik dikmas terjadi kekosongan, sehingga terjadi penumpukan pekerjaan di kecamatan/ lapangan yang tadinya sebagian besar tugas penilik dikmas dilimpahkan pada  pengawas TK/SD. Melihat kondisi di daerah tersebut maka pemerintah mengambil kebijakan dengan mengangkat TLD dengan sistem kontrak.

b. Mengapa TLD harus sarjana�?

Dengan tenaga sarjana diharapkan mampu melaksanakan tugas di lapangan dengan baik, dengan asumsi tingkat pendidikannya tinggi akan memeperoleh hasil yang lebih baik, dari pada tahun-tahun sebelumnya yang umumnya penilik dikmas sebagian besar belum berpendidikan sarjana. Di sisi lain juga untuk memanfaatkan tenaga sarjana yang belum bekerja. Dengan kata lain adalah untuk mengurangi tenaga sarjana yang masih menganggur.

c. Benarkah sarjana akan mampu mengangkat program dikmas�?

Dari  analisa lapangan  ada indikasi calon tenaga lapangan Dikmas ( TLD ) tidak berlatar belakang Pendidikan Luar Sekolah. Bahkan banyak yang belum mengerti Apa itu TLD !. dan apa itu PLS. Dilema yang ada sangat mempengaruhi keberhasilan Program PLS, pada satu sisi pengembangan program yang mengarah pada ke PLS an di hapus di sisi lain Program PLS menginginkan suatu keberhasilan. Sosialisasi Pendidikan Luar Sekolah masih sangat minim ini menyebabkan PLS belum dikenal pada masyarakat luas. Tantangan ini perlu dijawab oleh para sarjana yang terekrut sebagai tenaga kontrak PLS. Adalah suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh pembuat kebijakan, akan kemana dan langkah apa yang perlu dilakukan untuk suksesnya program.

d. Mentalitas TLD Siapkah ?

Banyak calon TLD yang memiliki motivasi ingin memperoleh prestise, secara empirik mereka memiliki latar belakang ekonomi yang cukup baik benarkah demikian? Siapkah dengan Honor yang cukup kecil? Bagaimana kompetensi TLD yang akan datang? Ini dijawab setelah TLD bertugas di lapangan.Kedua penulis adalah mantan Tenaga Lapangan Dikmas (TLD)

     
     

Buku saku TLD yang disusun BPKB Jateng

l TLD (Tenaga Lapangan Dikmas)

l Otonomi Pendidikan Luar Sekolah dan  Bunga Rampai PLS

l Pengenalan Program PLSP dan Indikator Keberhasilan Program

l Menyusun Rencana Kerja

l Teknik Identifikasi dan seleksi warga dan tutor

l Identifikasi Kebutuhan Belajar

l PRA (Participatory Rural Appraisal)

l Model dan Metode Pembelajaran Pendidikan Luar sekolah

l Teknik Pengembangan Bahan Belajar

l Teknk Memotivasi Warga Belajar

l SPEM (Supervisi - Pelaporan - Evaluasi - Monitoring)

l Evaluasi Program PLSP

l Jaringan Kerja PLSP & Hubungan Kelembagaan

l Teknik Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Belajar (PBH) Dengan Pendekatan KF

l Teknik Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Belajar Paket A Setara SD

l Teknik Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Belajar Paket B Setara SLTP

l Teknik Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Belajar Paket  C Setara SMU

l Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Bermain

l Teknik Pembentukan dan Pembinaan Kursus Ketrampilan

l Teknik Dasar Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Usaha

l PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

PUSAT PADU BPKB JAWA TENGAH RAIH PAMONG BELAJAR TAHUN 2002

Oleh: Drs. Kastum, M.Pd*

Berawal dari pemikiran bahwa pendidikan luar sekolah lebih banyak mengurus persoalan buta huruf, keterampilan, peningkatan ekonomi, pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan yang kesemuanya merupakan ma-salah-masalah yang dihadapi oleh anak usia 12 tahun keatas dan orang dewasa. Namun sedikit sekali bahkan sama sekali lembaga / instansi baik pemerintah maupun swasta yang memikirkan persoalan-persoalan tentang anak balita, akibatnya pendidikan pra sekolah kurang banyak disentuh oleh masyarakat terlebih bagi masyarakat pedesaan. Disatu sisi  munculnya Kelompok Bermain lebih berorientasi pada masyarakat kelas menengah keatas, sehingga disikapi bahwa kelompok bermain merupakan feno-mena kota. Berangkat dari kedua pemikiran tersebut maka pada tahun 1999, BPKB Jawa Tengah mendi-rikan Pusat PADU yang secara resmi telah dicanangkan dan diresmikan oleh Direktur Jenderal PLSP.

Pusat PADU bertujuan untuk : a) Menyediakan dan memberikan layanan pendidikan dan bagi anak usia 0-6 tahun agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya dalam tahapan/ fase perkembangan anak, b) Menyedi-akan wadah pengasuhan, pendidikan dan pengembangan anak dini usai dengan berbagai program kegiatan bagi anak usia 0-6 tahun beserta orang tua dan lingkungannya, c) menyedia-kan tempat penelitian dan pengem-bangan berbagai kegiatan yang menyangkut tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun, d) menjadikan institusi / kelompok pembelajaran sebagai wadah yang dapat mewadahi berbagai aktivitas anak baik di perkotaan  maupun di pedesaan dan e) memupuk jaringan kerjasama antar dinas instansi terkait dalam penanganan program anak dini usia, serta f) Pemerataan layanan pendidikan bagi semua lapis-an masyarakat (education for all).

Program pusat PADU BPKB Jawa Tengah meliputi : a) penyelenggaraan program kelompok bermain yang dilembagakan dengan kampus BPKB sebagai Base Campnya sejak tahun 1999, b) Program Kelompok Bermain di pedesaan sejak tahun 2000, c) Program Kelompok Bermain dengan Posyandu sejak tahun 2000, d) Pengembangan dan produksi APE sejak tahun 2002, e) Pengembangan bahan belajar AVA dan cetak sejak tahun 1999, f) Program layanan magang dan latihan pengelola dan pembimbing anak sejak tahun 2001, dan g) Program pembinaan kelompok bermain yang dikelola lembaga / yayasan dan masyarakat sejak tahun 2001, serta h) Program layanan sosialisasi dengan multimedia sejak tahun 2001.

Beberapa keunikan pusat PADU BPKB Jawa Tengah antara lain: menja-dikan pusat PADU sebagai wadah / payung dari berbagai kegiatan, adanya variasi program dilengkapi dengan PUSMAN (Perpustakaan Taman), setiap program selalu dikerjasamakan, didukung oleh produksi APE sendiri, adanya program dengar pendapat dengan orangtua anak, keterlibatan orangtua dalam proses pengasuhan melalui LBA ( Lembar Bimbingan Anak ), dilengkapi dengan taman Maerakaca yang cukup luas, kaset CD-nya telah tersebar di seluruh jajaran Diklusepa, adanya tim sosialisasi yang cukup handal, menjadi suguhan dalam pertemuan-pertemuan di jajaran Diklusepa mulai dari tingkat daerah, propinsi, regional maupun nasional dan mendapat dukungan baik dari masyarakat maupun pemerintah serta dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk proses pengasuh-an. Dari berbagai keunikan tersebut tak heran bila Pusat PADU BPKB Jawa Tengah kini menjadi perhatian lemba-ga, yayasan, perguruan tinggi dan masyarakat untuk ingin lebih tahu di dalamnya, baik untuk tujuan-tujuan studi maupun pengembangan program.

Dalam perkembangannya, pendiri-an Pusat PADU BPKB Jawa Tengah didukung oleh adanya data hasil Susenas tahun 2000 yang mencatat sekitar 21, 44 juta (82,15 %) dari 26,10 juta anak usia 0-6 tahun yang belum terlayani pada pendidikan pra sekolah. Kondisi ini menggambarkan bahwa betapa lemahnya pendidikan anak dini usia dan tingkat aspirasi pendidikan pra sekolah, padahal diyakini bahwa pendidikan anak dini usia merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi kelangsungan kehidupan bangsa.

Pendidikan anak dini usia menjadi titik awal dalam pengem-bangan sumber daya manusia, oleh sebab itu pendidikan anak dini usia menjadi perhatian internasional. Dalam pertemuan forum pendidikan dunia tahun 2000 di Dakar-Senegal, telah dihasilkan 6 kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for Action Education For All), yang salah satu butirnya menyatakan kesepakatan untuk memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidik-an anak dini usia, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.

Berdasarkan data-data di lapangan dan disertai dengan berbagai kebijakan yang terus bergulir serta dengan dibentuknya Direktorat PADU, seraya memper-kuat dan memperkokoh eksistensi Pusat PADU BPKB Jawa Tengah. Semoga Pusat PADU BPKB Jawa Tengah akan terus menjadi pusat sebagai wahana saling asah, asih dan asuh pendidikan anak dini usia, Amin.

BPKB Jawa Tengah Siap Memasuki Pasar Global

Bermain sambil belajar yang memiliki muatan pendidikan merupakan proses belajar bagi anak dini usia. Kondisi tersebut mengandung 2 aspek utama yakni :1). Ada alat permainan edukasi, dan 2) Ada kemampuan penga-suh/ tutor yang dapat menjadi teman bermain anak sekaligus mengarahkan.

Dengan adanya �PADU BOOMING� saat ini BPKB membidik pasar pengembangan APE (Alat Permainan Edukasi� untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. Dari data Dit PADU , ada sekitar 4, 5 juta anak usia 0-6 th yang telah dilayani  melalui BKB sebanyak 2,5 juta,  anak usia 4-6 th dilayani melalui TPA sebanyak 9,200 anak, Kelompok bermain 4,800 anak, TK ; 1, 6 anak, RA ; 200.000 anak, apabila setiap tahun bertambah 2 juta anak dilayani melalui program PADU , maka ada 6,5 juta anak yang membutuhkan APE setiap tahun. Suatu pasar yang sangat besar.  Apabila BPKB jateng mentargetkan  0,002 % atau 13.000 set/ tahun merupakan target awal sebagai  �New Comer� di pasar APE.

Alasan utama utama mengapa produk APE BPKB jateng berani masuk dipasar global :
1). Desain selalu berkembang dan diujicoba serta dikaji oleh pamong belajar yang ahli. 2). Aman bagi anak; cat non toksin (tidak racun) , bahan kayu sudah dioven (anti rayap dll)  3). Produknya halus karena ada tim kontrol kualitas  4). Harga murah karena efisiensi  produksi  5). Semua desain memiliki kandung aspek pendidikan bagi anak diberbagai tahap tumbuh kembang anak.  6) garansi kerusakan dan kesalahan desain. Spesifikasi tersebut sesuai dengan syarat APE bagi anak yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli yakni: aman, menarik, murah, mendidik, tidak membosankan.

Pemasaran

Bukan sekedar teori dan bukan sekedar wacana. Sejak awal juni 2002 BPKB jateng mendirikan unit usaha APE dengan 2 orang tenaga harian perkembangan hingga saat ini tenaganya kerja harian menjadi 6 orang ditambah tenaga Pamong Belajar sebagai pengembang model 4 orang sudah mampu mendesain lebih dari 30 jenis dan memasarkan APE selama 9 bulan lebih dari  6.500 set atau hampir 700 set per bulan.

Satu Toko di Jakarta dan satu toko di Semarang merupakan �Show Room� utama pemasar APE produksi BPKB jateng yang setiap bulan menyerap lebih dari 500 set.  minimal 150 set di beli eceran masyarakat umujm dan 100 set dibeli kelompok-kelompok belajar seperti � Al Azhar, Tadika Puri, Al Irsyat�  di Jateng.  Kekuatan dari upaya pameran secara periodik , misalnya pada pertemuan ibu-ibu PKK Se Jateng diperoleh order lebih dari 55 juta untuk 60 paket APE dan penjualan langsung lebih dari 2, 5juta dalam 2 jam pameran. (hasil pameran APE di gedung PKK Propinsi Jateng  25 april 2003) . Menarik bukan�?

Harapan

Unit Pengembangan dan Produksi APE yang dikomandoi oleh Drs. Heri Martono MPd ini membawa nama besar bagi BPKB jateng di kalangan pengelola PADU se Indonesia Setidak tidaknya beberapa propinsi telah ter-layani dan tekirim pesanannya baik ke BPKB, SKB, Subdin PLSP serta pengelola PADU. BPKB Jateng berani mengibarkan bendera eksis-tensinya sebagai pelopor produksi APE.

Unit produksi ini lebih dari 14 kali menerima peserta study banding , latihan produksi baik dari propinsi Jateng maupun luar jawa. Kami angkat jempol pada 40 staf Kab Banjar, Kalsel yang selama 3 hari di BPKB Jateng  banyak mengkaji produk dan program BPKB Jateng� bagaimana yang lain, kami siap membantu anda.

Iptek

Tips Memelihara hardisk Pada  PC (Personal Computer)

Oleh Heri Sutanto, S.Kom

        Disk  merupakan peralatan peri-pheral komputer yang digunakan sebagai tempat atau media penyim-panan file dan data penting yang permanen. Jenis disk dibagi dua yaitu floppy disk (disket) dan hardisk. Floppy disk merupakan piringan lentur serta elastis sedangkan hardisk adalah piringan yang padat dan keras.

        Kerusakan hardisk dan file atau data di hardisk yang sering dialami oleh pengguna PC bisa dihindari dengan cara:

l Jangan terlampau sering memformat ulang hardisk karena akan mengakibatkan umur hardisk menjadi lebih pendek dari yang seharusnya.

l Selalu menggunakan stabilizer pada komputer anda untuk menjaga kestabilan tegangan listrik. Dianjurkan untuk memakai UPS (Uninterrupt Power Supply)

l Lakukan pengecekan yang teratur dengan scandisk atau Norton disk doctor. Tindakkan ini sangat efektif untuk mengetahui    keberadaan   error atau virus  (yang dapat memakan memori hardisk) pada hardisk anda, sehingga gangguan tersebut dapat diantisipasi sedini mungkin. Dengan  scandisk, file yang mengandung virus dapat segera diperbaiki. Jika komputer anda banyak melakukan kegiatan yang bersifat online, maka seringlah melakukan scaning misalnya 3 atau 6 bulan sekali (hal ini  juga dapat memakan tempat pada hardisk, serta memperlambat kerja komputer ) akan rapi kembali dan hal ini dapat menghemat ruang pada hardisk sekaligus mem-perbaiki kinerja system komputer anda. Defrag yang anda jalankan secara rutin misalnya 3 atau 6 bulan sekali.

l Jika anda mempunyai hardisk dengan kapasitas besar (4,3 GB ke atas) anda bisa membuat partisi pada hardisk anda. Gambaran sebuah partisi adalah (seperti) membagi sebuah ruangan hardisk menjadi beberapa ruangan, sehingga seolah-olah dengan satu hardisk anda seperti mempunyai beberapa hardisk.

l  Selalu mematikan komputer melalui proses shutdown, bukan dengan cara mencabut kabel power supplay dari colokan listrik.

     
     

Studio Multimedia BPKB Jawa Tengah

Menjawab Tantangan Pendidikan Masa Depan

Teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang demikian pesat dan telah menyentuh berbagai sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sektor pendidikan. Berbagai program, kegiatan dan penemuan baru dapat diinformasikan secara cepat, efektif dan efisien kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan asumsi tersebut, merupakan keharusan bagi dunia pendidikan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, jika tidak ingin ketinggalan jaman.

BPKB Jawa Tengah sebagai insti-tusi yang bergerak di bidang pengem-bangan program dan pembelajaran pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah dan pemuda (PLSP), tertan-tang dengan fenomena dan kemajuan teknologi yang senantiasa berkem-bang di masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu visi BPKB Jawa Tengah yang bermuara pada kesiapan personal dan lembaga terhadap apa yang disebut gagap teknologi.

Menyikapi fenomena tersebut di atas, BPKB membuat terobosan baru dengan membentuk Studio Multimedia BPKB Jawa Tengah yang bertugas mengidentifikasi, menciptakan, menge-mas berbagai program pendidikan yang telah berhasil dikembangkan dalam format baru berbentuk VCD. Sampai dengan bulan Maret 2003 telah berhasil dibuat VCD Program  berjumlah 18 jenis VCD.

VCD Program tersebut 100% hasil produksi BPKB, mulai dari tahap persiapan produksi sampai dengan pasca produksi. Sesuai dengan motto BPKB Jateng, Natural Resources Are Limited, But Human Resources Are Unlimited, alat yang serba terbatas sepertinya tidak menjadi halangan bagi tim multimedia untuk terus berkreasi dan berproduksi.    [iim]

     
     

antar daerah

Jagung Sayur Binaan SKB Ajibarang Tembus Pasar Manca Negara

Salah satu jenis pertanian yang prospeknya sangat bagus adalah per-tanian jagung sayur. Komo-diti inilah yang merupakan program binaan unggulan SKB Ajibarang dengan  me-manfaatkan sebagian tanah perhutani di desa Sawangan kecamatan Ajibarang yang dijadikan pelaksanaan pro-gram tersebut dan juga dana Block Grant  tahun 2002.

Budidaya jagung sayur (baby corn) yang dibudidayakan adalah je-nis yang segar berstruktur dan empuk serta beraroma jagung manis meski-pun kebanyakan baby corn yang ditemui di Amerika dalam bentuk acar atau kalengan dan di import dari Asia, baby corn yang segar mudah tumbuh di Pacific Northwest.

Dengan jumlah warga belajar 50 orang dan dengan teknik budidaya yang memperhatikan saat tumbuh, penanaman, penyulaman, pemupuk-kan, penjarangan, pembubunan dan pemanenan dengan umur tanam 48 hari menjadikan jagung sayur pro-duksi kelompok belajar binaan SKB Ajibarang merupakan komoditi ekspor yang cukup menjanjikan.

Hal ini didukung oleh salah satu perusahaan eksportir yang sudah bisa menembus pasar manca negara yaitu  PT. Sentosa Esa Swadaya Paguyang-an Bumi Ayu Brebes. Perusahaan inilah yang digandeng oleh SKB Ajibarang dalam hal pemasaran hasil panen jagung sayur. Selain di ekspor ke mancanegara hasilnya juga dijual ke pasar lokal untuk produksi yang afkir tidak masuk spek. Dengan dibia-yai oleh dana block grant tahun 2002 hasil yang diperoleh untuk luas lahan 15 hektar adalah 9750 Kg yang ma-suk ke pabrik PT. SES sedang yang dijual ke pasar lokal sampai saat ini 4500 Kg dengan harga Rp.1500/Kg sehingga hasil yang diperoleh sebesar Rp. 6.750.000,00 sedang hasil sampai saat ini jumlah bersih yang diterima  di pabrik 5854,45.     [hertan]

     
     

UPTD-BPLS Kabupaten Purworejo Kembangkan Kerajinan Tempurung Kelapa.

Tempurung kelapa tidak hanya limbah tak bermanfaat. Dengan sen-tuhan tangan-tangan terampil tempu-rung kelapa dapat diolah menjadi barang bermanfaat, bernilai seni dan berdaya jual tinggi. Tengok saja se-buah desa di Kabupaten Purworejo, Kec. Grabag. Di desa Kedung Kamal inilah seorang pemuda berbakat ber-nama Tras Budi mempelopori membu-at kerajinan tempurung kelapa. Dia menularkan keahliannya kepada teman-temannya, hingga sekarang hasilnya dapat kita lihat, meskipun dengan peralatan sederhana dan dana yang terbatas, mereka dapat membu-at tempurung kelapa menjadi meja, kotak tisue, asbak, tempat sendok, tempat kartu nama, pigura, toples, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2002, Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pendidikan Luar Sekolah (UPTD-BPLS) Kab. Purwore-jo memberi bantuan dana untuk meningkatkan usaha kerajinan tempurung kelapa ini sebesar Rp. 25.000.000,-. Dengan bantuan dana, pelatihan, kemandirian dan pendam-pingan SPEM jumlah peserta atau pengrajin semakin meningkat, yang semula hanya 3 orang menjadi 20 orang. Jenis barang yang dihasilkan lebih beragam sesuai dengan pe-sanan. Untuk meningkatkan pema-saran perlu diadakan pelatihan managemen usaha dan dukungan dari instansi/dinas lain, misalnya dinas perdagangan dan industri.     [wal]

     
     

PADI KOREA DIKEMBANGKAN DI UPTD SKB KAB. SEMARANG

UPTD SKB Kab. Semarang berhasil menjalin kerjasama dengan KOICA ( Korea International Corporation Agency) Jakarta, untuk mengembangkan padi jenis anda dan cuchong dari Korea Selatan. Melalui kerjasama ini SKB Kab. Semarang dibantu oleh seorang tenaga sukarelawan (volunteer) Mr. Yeo Seung Ryung. Padi varietas Korea ini memiliki kelebihan, yakni umur padi relatif lebih pendek, hanya 3 bulan sejak tanggal penyemaian. Padahal di negara asalnya waktu yang diperlukan untuk tanam padi mencapai 7 bulan. Dari hasil uji coba, setiap hektar bisa menghasilkan 9 ton, 2 ton lebih banyak dari varietas unggul lain yang menghasilkan 7 ton/hektar. Rasanyapun enak dan pulen, nasinya putih dan baunya harum.

Menurut camat Drs. Much. Risun yang didampingi Kepala UPTD SKB Kab. Semarang  Drs. Supandi, tanaman itu masih dalam tahap uji coba atas bimbingan LSM dari Korea Selatan. Semula bibit yang dicoba 5 kg dan sekarang petani dapat mengembangkan bibit 1 ton. Drs. Supandi belum dapat memastikan apakah varietas ini  tahan hama atau  tidak. Dalam waktu dekat  ia akan mengawinkan padi ini dengan jenis lokal seperti rajalele, umbuk atau IR.

Keberhasilan uji coba tanam padi tersebut memacu kita untuk lebih mengenalkan dan mengembangkannya di wilayah kita. Petani di berbagai daerah seperti Demak, Klaten dan Purwodadi juga sudah mulai mengembangkan padi varietas Korea ini. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang padi jenis anda dan cuchong ini juga dapat merebut pasar padi di Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya.      [ani]

     
     

pojok bpkb

Community College

Tempat Belajar masyarakat yang murah,mudah , bermutu dan menarik

Lebih dari 12.000 lembaga kursus di Indonesia , namun sebagian besar berorientasi pada program masyarakat menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari jenis programnya  yang sebagian besar adalah ; tata busana, tata rias kecantikan, senam dan kebugaran, elektronik dan komputer, bahasa asing ,  dan apabila ditinjau dari beayanya lebih dari 90 % berorientasi profit dan hanya sedikit yang memberikan latihan bagi masyarakat kelas bawah secara cuma-cuma atau � very under limited cost�, hal ini masih ditambah dengan lamanya warga belajar memperoleh keterampilan dengan berbagai alasan

Oleh Yunarti, S.Pd, Pamong Belajar BPKB Jateng

BPKB Jateng sebagai lembaga pemerintah telah mengubah image tersebut dengan merintis �Community College� dengan ciri; 1) Jenis keterampilan memihak kebutuhan masyarakat menegah bawah, 2)  beaya sangat rendah bahkan gratis bagi yang tidak mampu, 3) kegiatan belajar cepat, singkat sesuai kebutuhan peserta didik  4) prosedur kursus �come and learn� datang dan langsung belajar 5) diberi sertifikat khusus.

Jenis-jenis  pelayanan

di BPKB jateng

Pada bulan mei 2003 dibuka untuk program kursus budidaya aneka jamur (lab sedang dibuat) dan Kursus las.

Manfaat

BPKB bukan men-jadi PKBM atau SKB dan program-nya serupa tetapi tidak sama dengan mereka atau unit lain mengapa :

l Unit pelayanan atau yang disebut Lab PLSP di BPKB jateng didesain sebagai tempat ujicoba program, bahan belajar dan instrumen pembelajaran lainnya, disinilah lahirnya model program, bajan belajar dan instrumen lain yang berkualitas

l Unit pelayanan ini dapat diper-gunakan sebagai tempat latihan, unit percontohan dan studi banding, disinilah perlunya orang belajar dari program yang sudah ada.

l Unit pelayanan ini dapat dipergu-nakan sebagai pelayanan belajar (kursus) bagi  warga masyarakat yang murah, mudah dan berkualitas, inilah saatnya masyarakat bawah memper-oleh pelayanan belajar

l Unit pelayanan ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan penelitian, inilah pertemuan antara akademisi dan praktisi.

l Unit pelayanan ini dapat dijadikan unit usaha yang memungkinkan terja-dinya subsidi silang antar program, inilah sumber lain yang luwes dan bermakna bagi pengembangan lembaga

Rintisan di BPKB Jateng ini dari Bapak Dirjen, Direktur di jajaran PLSP, Deputi Men PAN dan Staf, Dosen, Ka Dinas Pendidikan, Kasubdit PLSP, sebagian para wakil rakyat di Jateng, SP 3, perangkat desa dan masyarkat umum sudah mendatangi, mengkaji dan belajar dida-lamnya. Ibu Eka dari Staf Menko Kesra bersama ibu Linda dari Staf Dit Dikmas terta-rik dan mengata-kan BPKB Jateng sebagai lembaga yang unik, mampu memanfaatkan lahan, potensi SDM, peluang  untuk masyara-kat luas, inilah kampus rakyat ... bagaimana yang lain�?

     
     

Terampil

PERMEN COKELAT

Coklat digemari berbagai usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bahkan coklat sering digunakan untuk mengekspresikan rasa sayang. Pada Valentine Day, contoh-nya, coklat banyak diburu sebagai kado kasih sayang. Dewasa ini coklat tidak hanya berwarna coklat sesuai dengan namanya, tetapi juga bisa ditampilkan dengan ber-bagai bentuk yang unik dan warna-warni yang menarik. Tidakkah Anda tertarik untuk membuat coklat sendiri? Untuk itulah kami berbagi resep untuk Anda. Silahkan mencoba.

BAHAN :

l 100 white cooking chocolate

l Pewarna permen merah, kuning dan hijau

l 250 gram dark cooking chocolate

BAHAN ISI :

l 100 gram dark cooking chocolate

l 1 sendok makan rhum

l 50 gram kacang mede sangrai, dicincang halus

l 50 gram buah kering, dicincang halus

Cara membuat :

1. Cairkan white cookong chocolate dengan cara merendamnya dalam air panas. Bagi tiga bagian. Bubuhi warna merah, kuning dan hijau. Tuang di dasar cetakan permen cokelat, sisihkan.

2. Buat isi, cairkan dark cooking chocolate. Tambahkan rhum lalu aduk. Bagi 2 bagian, tambahkan mede dan lainnya buah kering.

3. bentuk bulat kecil lalu letakan di atas cokelat tadi.

4. cairkan dark cooking chocolate lalu siramkan di atas bahan isi. Diamkan dalam suhu kamar. Setelah beku, keluarkan dari cetakan.

     
     

limbah konveksi jadi barang bergengsi

Oleh Dra. Sri Wahyuni, Pamong Belajar BPKB Jawa Tengah

Limbah yang melimpah dari usaha konveksi di masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai perlengkapan rumah tangga, misalnya cempal, celemek, lap tangan, tutup saji,tutup tempat tissu dan masih banyak lagi yang dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga.

Pada kesempatan ini saya akan mengajak pembaca untuk mencoba praktek membuat Cempal yang terbuat dari perca kain katun / kapas yang dilengkapi dengan aksesoris renda.

1. Cara membuat Cempal (Lampin)

Bahan dari perca cotton (Kapas)

l Panjang 20 cm

l Lebar 20 cm

Kita buat pola dengan gambar jantung hati

l lebar 15 cm

l panjang 15 cm

l panjang tali 12 cm

l dijahit tinggal 1 cm

2. Buatlah pola jantung hati, letakkan pada kain 2x

Bentuk pada kain yang satu lembar, tempelkan pada busa pengisi

Satukan 2 bagian pola cempal baik yang ada busanya dengan yang tidak berbusa.

3. Cempal yang ada busanya, pada bagian tepi boleh ditambah aksesoris dengan renda. Jahit dari dalam dan pasang tali pada lekuk jantung hati lalu balik. Kemudian jahit ditindih dari luar. Buatlah setiap paket 2 buah, cempal untuk tangan kanan dan kiri.

Selamat mencoba.

P2PNFI Regional II Semarang
Jl. Diponegoro 250 Ungaran Jawa Tengah
Telp : (024) 6922884, (024) 6921187, Fax : (024) 6922884, (024) 6922884
Email: [email protected]
© 2011 | www.p2pnfisemarang.org
Theme: paudni.kemdiknas.go.id