Gerakan Indonesia Membaca: "Menumbuhkan Budaya Membaca"
- Detail:
- Diterbitkan pada Rabu, 20 April 2016 09:05
- Ditulis oleh informasi_
Budaya membaca di Indonesia masih lemah. Hasil survei sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negera yang disurvei. Indonesia hanya setingkat lebih baik dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika. Hasil survei tersebut menempatkan Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia sebagai lima negara dengan tingkat melek literasi terbaik di dunia. “Budaya membaca masyarakat Indonesia jauh tertinggal,” ungkap Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, saat mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan membuka Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca di gedung Islamic Center, Ciamis, Jawa Barat, (12/4).
Hasil survei tersebut, lanjut Erman, tidak berbeda jauh dengan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang menunjukkan sebesar 85,9 persen masyarakat Indonesia memilih menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3 persen) dan membaca koran (23,5 persen). “Hasil sensus tersebut kian menegaskan, membaca dan menulis belum menjadi budaya bangsa kita. Masyarakat lebih suka menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis,” kata Erman.
Hasil ini diperkuat oleh data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012. Data tersebut menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Bahkan Taufiq Ismail pernah membandingkan budaya baca di kalangan pelajar saat ini. Ia menyebutkan, rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.
Taufiq Ismail menyebut kondisi ini dengan istilah “tragedi nol buku”, yaitu generasi yang tidak membaca satu pun buku dalam satu tahun, generasi yang rabun membaca, dan lumpuh menulis. “Gerakan Indonesia Membaca, merupakan ikhtiar kolektif bangsa ini dalam memberantas generasi nol buku,” ujar Erman.
Komentar anda